Halodoc, Jakarta – Tak asing bukan dengan penyakit stroke? Penyakit ini juga sering disebut dengan the silent killer. Alasannya jelas, stroke sangat berbahaya, bisa membunuh secara diam-diam akibat kelumpuhan otak. Kalau tak menyebabkan kematian, stroke masih bisa membawa dampak kecacatan bagi pengidapnya. Mengerikan, bukan?
Stroke merupakan kondisi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Kedua kondisi ini bisa mengakibatkan kematian pada sel-sel otak, hingga lumpuh otak. Ini karena tanpa asupan oksigen dan nutrisi, sel-sel otak tak akan bisa hidup untuk menjalankan fungsinya.
Nah, pertanyaannya bisakah stroke sembuh total?
Sembuh Total Ada Syaratnya
Sebenarnya pengidap stroke bisa kok sembuh total dari serangan yang telah dialaminya. Namun, hal yang paling menentukannya adalah waktu penanganannya. Segera atau tidak, dibawa ke rumah sakit setelah mengalami serangan stroke.
Faktanya, tak sedikit pasien yang mengalami serangan stroke menunda-nunda untuk bertemu dokter. Bahkan, ada yang baru berkunjung ke dokter setelah beberapa hari serangan berlangsung. Padahal, golden period atau waktu emas penanganan stroke dalam 4,5 jam pertama serangan. Semakin cepat semakin baik. Semakin ditunda, tentu semakin buruk dampaknya.
Ingat, jangan melakukan perawatan mandiri ketika berhadapan dengan serangan stroke. Untuk mendapatkan pelayanan terbaik dan kemungkinan pulih yang besar, segeralah lekas ke rumah sakit ketika serangan stroke menyerang.
Stroke sendiri disebabkan oleh sumbatan pada pembuluh darah atau pecahnya pembuluh darah di otak. Hal yang perlu digarisbawahi, sumbatan pada pembuluh darah besar memiliki risiko angka kecacatan yang lebih tinggi ketimbang sumbatan pada pembuluh darah kecil.
Meski begitu, keduanya masih bisa disembuhkan total. Dengan kata lain, kondisi pasien bisa kembali seperti sediakala. Proses penyembuhannya tak memandang usia. Artinya, mereka yang terserang di usia produktif atau lansia, sama-sama punya peluang untuk sembuh total dari stroke.
Bagaimana dengan waktu pemulihannya? Nah, yang satu ini tergantung dengan seberapa luas area yang menyerang otak. Andaikan bagian otak yang terdampak (tersumbat atau mengalami perdarahan) cukup luas, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk memulihkannya.
Di samping itu, bisakah stroke sembuh total juga dipengaruhi oleh faktor psikologis. Faktor ini berperan penting dalam proses pemulihan. Singkat kata, apakah pasien punya keinginan dari diri sendiri untuk sembuh total atau motivasi tersebut kurang.
Jangan pula lupakan faktor sosial. Pengidap stroke amat membutuhkan semangat dan motivasi dari keluarga dan teman. Dukungan dari mereka amat membantu dalam proses pemulihan stroke.
Ada Sederet Gejalanya
Ketika seseorang terserang stroke, dirinya akan mengalami berbagai keluhan. Pasalnya, stroke memang bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya. Misalnya:
- Lengan dan kaki menjadi lemah. Gejala lainnya berupa lengan dan kaki (atau keduanya) menjadi lemah secara tiba-tiba. Terkadang juga mati rasa, bahkan lumpuh.
- Rasa sakit. Rasa sakit sebenarnya bukanlah gejala khas dari penyakit ini. Namun, menurut sebuah studi seperti dilansir Health, sekitar 62 persen wanita lebih sering mengalami stroke nontradisional daripada pria. Salah satu yang gejala yang paling umum adalah rasa sakit.
- Penglihatan menjadi buram. Stroke bisa menyebabkan penglihatan menjadi kabur, gandang, hingga hilangnya penglihatan pada satu mata. Seperti dilansir Health, sekitar 44 persen dari 1.300 orang di Inggris, kehilangan penglihatannya ketika gejala stroke menyerang.
- Kesulitan berbicara atau kebingungan. Stroke dapat merusak kemampuan untuk mengekspresikan diri atau mengerti sesuatu hal. Misalnya, kebingungan mencari kata-kata atau menggunakan kata-kata yang salah saat berbicara.
- Pusing atau kehilangan keseimbangan. Stroke bisa menimbulkan masalah saat berjalan, pusing, atau mual.
Sumber : https://www.halodoc.com/